Senin, 03 Oktober 2016

Keajaiban (dan kebohongan) Manis Kue Lebaran





Assalamualaikum, sekarang sudah jam 3 dini hari, tapi mata saya masih on banget. Tadi jam 8 malam saya sudah tidur karena kecapekan, jam 12 lewat saya kebangun dan belum bisa tidur lagi sampai sekarang. Karena tidak bisa tidur, dari tadi saya banyak sekali teringat kenangan-kenangan ketika saya masih kecil, salah satu kenangan manis itu ingin saya bagi di blog ini.

Entah ketika itu saya berumur 4 atau 5 tahun. Setiap mau lebaran, seperti tradisi sebagian besar umat muslim di indonesia, ibu saya pasti banyak membeli kue-kue (khong guan,astor dll) untuk persiapan suguhan silaturahmi ketika lebaran. Karena masih belum mengerti, saya pun merengek minta dibukakan kue-kue yang disimpan di lemari itu. Tapi bapak ibu bilang kepada saya jika kue-kue itu tidak bisa dibuka sebelum lebaran, kata mereka gunting sekuat apapun tidak bisa menyobek plastiknya, tapi nanti kalau lebaran datang kue-kue itu akan terbuka dengan sendirinya tanpa ada yang membuka.

Akhirnya setelah mendengar cerita orang tua saya, saya mengerti dan tidak pernah meminta untuk membuka kue lagi. Tapi semenjak itu juga, saya setiap hari menanyakan kapan lebaran datang, karena tidak sabar pengen ngeliat bungkus plastik dan kaleng-kaleng kue itu terbuka sendiri *LOL*. Mungkin yang ada dalam fikiran saya waktu itu , wah ajaib sekali kue-kue itu bisa terbuka sendiri ketika lebaran, pokoknya saya harus melihat kaleng-kaleng itu membuka dengan sendirinya!

Tiba di malam takbir, sedari ba'da maghrib saya tidak berhenti bertanya kepada orang tua saya, besok jam berapa kue itu terbuka sendiri, mereka menjawab kue itu terbuka besok setelah sholat ied. Malam itu saya senang sekali karena 2 alasan, satu karena suasana malam takbir yang ramai dan indah sekali, yang kedua tentu saja karena besok akhirnya saya akan melihat hal yang ajaib (hahaha kaleng terbuka sendiri tentu saja ajaib).

Besok paginya selepas sholat ied selesai, sangking senangnya saya berlari dari mesjid menuju rumah karena tidak sabar. Waktu sampai rumah saya kaget karena kue-kue dalam lemari sudah terbuka semua plastiknya. Saya tanyakan kepada orang tua saya, kapan kuenya terbuka, mereka bilang mereka juga tidak tahu kapan kue itu terbuka. Ekspresi muka orang tua saya waktu itu juga seakan-akan terkejut dan bilang kalau sebelum berangkat sholat tadi kue-kue itu masih belum terbuka, lucu sekali jika diingat. Bapak juga menambahi, oh sepertinya kue-kue ini tidak bisa dilihat orang ketika membuka sendiri. Tapi waktu itu anehnya, setelah mendengar penjelasan bapak ibu saya, saya percaya saja dan masih tetap kagum dengan keajaiban kue lebaran. Untuk tahun-tahun berikutnya saya masih percaya dan tetap ceria ketika pulang sholat ied membayangkan kue yang sudah terbuka sendiri ketika saya sedang sholat. Tapi saya sudah tidak ingat lagi kapan saya akhirnya sadar kalau selama ini saya "dibohongi" oleh orang tua saya.

Kenangan itu sepertinya sudah hampir 20 tahun lalu, tapi entah kenapa masih membekas sekali hingga sekarang, manis sekali saya rasa. Pernah saya cerita kepada ibu saya, ingat tidak dengan kebohongan mereka tentang kue lebaran kepada saya, ibu saya tertawa juga mengenang itu. Sambil menulis ini saja saya juga masih senyum-senyum sendiri mengingatnya. Terima kasih kepada bapak ibu saya karena sudah membuat saya percaya dari kecil, "hal-hal ajaib" itu ada. Ya walaupun mungkin maksud orang tua saya waktu itu cuma agar saya berhenti merengek meminta kue, tapi ternyata kebohongan manis itu jadi kenangan yang indah ketika saya dewasa sekarang. Mungkin kelak jika saya punya anak, mereka juga akan saya buatkan cerita tentang "keajaiban-keajaiban" lainnya. Thanks for reading.


fristian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar