Assalamualaikum, sekarang disini lagi mendung banget, sepertinya sebentar lagi turun hujan, tadinya niat ke pasar mau belanja buat masak mumpung lagi libur, tapi ngeliat di luar mendung plus petir ya sudah langsung balik kanan ke kamar lagi.
Kemarin lusa saya pergi makan sama salah satu sahabat saya, sambil makan kami saling curhat tentang banyak hal, salah satu yang kami bahas adalah kondisi financial kami masing-masing, teman saya itu bercerita kalau beberapa bulan ini kebutuhannya ga habis-habis, ada saja pengeluaran, gaji dia benar-benar habis buat di alokasikan ke kebutuhan-kebutuhannya itu. Menurut saya wajar aja sih, karena teman saya itu baru membeli dan pindah rumah, jadi pasti kebutuhannya over budget. Saya juga bercerita, setelah gajian uang saya langsung saya alokasikan ke pos masing-masing, seperti kebutuhan pokok, tabungan, transfer ke orang tua dll, setelah itu uang di rekening langsung aja tinggal sedikit (jadi ngerasa kok dikit banget ya uang saya), ya bisa dikatakan malam itu kami seperti saling mengeluh *astaghfirullahaladzim*.
Setelah ngobrol ngalor ngidul, kemudian saya jadi inget sama kejadian yang lumayan menampar saya, mulailah saya bercerita ke teman saya itu. Jadi kapan hari itu, saya pulang kerja pergi ke koperasi di samping rumah buat ngambil sesuatu. Waktu di koperasi, salah satu penjaga koperasi ngomong ke saya kalau dulu dia ngambil tas yang udah saya buang di depan koperasi (ada tempat sampah depan koperasi). Omongan mbak itu semacam permission lah ke saya, karena dia takut kalau sampai saya ngeliat dia pake tas saya, padahal dia belum ijin (posisi tas itu sebenarnya saya buang dan kondisi tas itu memang sudah tidak okey). Duh rasanya malu banget saya ke mbak itu, ada perasaan ga enak dan merasa bersalah. Ya Allah ampuni hambamu ini yang tidak bersyukur, saya seperti dibuat melek, hal yang saya anggap sudah tidak berguna ternyata masih berguna di mata orang lain, rasanya entah sedih sekali setelah itu, merasa sedih karena sudah kufur nikmat. Kalau ada kutipan yang bilang "hidup yang terkadang kamu keluhkan adalah hidup yang diharapkan orang lain", saya totally agree sama kutipan itu.
Setelah menceritakan kejadian itu ke teman saya, langsung saja kita berdua banyak-banyak istighfar karena tadi di awal kami saling mengeluh tentang berbagai kebutuhan (apalagi saya yang masih saja mengeluh setelah kejadian itu). Untuk masalah rezeki memang harusnya kita tidak boleh melihat ke atas, saya harus senantiasa ingat betapa di luar sana begitu banyak orang yang untuk memenuhi kebutuhan makan saja masih susah. Semoga kita semua bukan termasuk hamba-Nya yang lalai dengan nikmat-Nya.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Semoga bermanfaat.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Semoga bermanfaat.
fristian